4/21/2020

DURNA KALAH MAIN

DURNA KALAH MAIN
Kategori: QUICK NDOBOS

a. Durna yang waktu mudanya bernama Bambang Kumbayana adalah putra Resi Baratmadya dari Hargajembangan dengan Dewi Kumbini.
Resi Durna (Bambang Durna (Bambang Kumbayana)) mempunyai saudara seayah-seibu bernama: Arya Kumbayaka dan Dewi Kumbayani.
b. Durna (Bambang Kumbayana) berwatak; tinggi hati, sombong, congkak, bengis, banyak bicaranya, tetapi kecakapan, kecerdikan, kepandaian dan kesaktiannnya luar biasa serta sangat mahir dalam siasat perang.
c. Cerita lain menyebutkan Durna (Bambang Kumbayana) semasa mudanya bernama Bambang Kumbayana, beroman cakap dan sakti, asal dari Atasangin. Aku yo rodok bingung, mungkin deso Atasangin kecamatan Hargajembangan begitu, he he he.
d. Durna (Bambang Kumbayana) mempunyai seorang saudara angkat bernama Bambang Sucitra, yang telah meninggalkan negerinya pergi ke tanah Jawa. Mbuh kapan, alasannya apa.
e. Durna (Bambang Kumbayana) pergi menyusul, ndak dijelaskan alasannya. Tetapi setelah sampai di tepi samudera (ndak diterangkan samodera mana), Durna (Bambang Kumbayana) berhenti dengan sangat berduka cita, lha arep numpak opo iki, mungkin pas jaman itu belum ada kapal atau ferry penyeberangan.
f. Durna (Bambang Kumbayana) berkata, bahwa siapapun juga yang dapat menyeberangkan dia dari pantai itu hingga sampai di pantai tanah Jawa, jika ia laki-laki akan di aku jadi saudara, jika ia perempuan akan diambil jadi isteri. Biasah lah kalimat seperti ini dalam dunia pewayangan, membuat penawaran setinggi-tingginya terhadap sesuatu yang sulit dilakukan sendiri, lagi butuh lah pokoke.
g. Setelah berkata itu datanglah seekor kuda betina bersayap (Jawa: kuda sembrani, atau pegassus / pegassys menurut buku cerita anak-anak) mendekatinya. Durna (Bambang Kumbayana) merasa bahwa kuda itulah yang akan menolongnya menyeberangkan. Maka Bambang Durna (Bambang Kumbayana) mengendarai kuda itu dan terbanglah ia secepat kilat (itungan detik to kalo kilat itu), hewez hewez hingga sampailah di daratan tanah Jawa. Ndik sebelah mananya juga ndak tau.
h. Cerita lain menyebutkan bahwa Durna (Bambang Kumbayana) menikah dengan Dewi Krepi, putri Prabu Purungaji, raja negara Tempuru, dan memperoleh seorang putra bernama Bambang Aswatama
i. Setelah Durna (Bambang Kumbayana) turun, kuda itu melahirkan seorang anak laki-laki, kemudian ia berubah menjadi seorang bidadari bernama Dewi Wilotama, dan terus terbang ke angkasa. (Yo jelas, kalo kali namanya nyebur). Anak itu diberi nama Bambang Aswatama.
j. Nah cerita yang bener yang mana, kuda sembrani, dewi Krepi ataukah dewi Wilotama kah isteri Durna, yang jelas anaknya bernama Bambang Aswatama, yang agak lucu katanya terbangnya secepat kilat (lappp jdeerr), tapi begitu turun sudah melahirkan, brarti coitus, hamil sampai melahirkan ya secepat kilat itu tadi, ndak pake acara ngidham segala apalagi pake manggil dukun beranak.
k. Durna (Bambang Kumbayana) makin. susah, karena dalam perjalanan itu harus membawa bayi. Kemudian sampai juga ia ke Cempalareja, negeri saudara angkatnya, karena pada waktu itu belum ada babby sitter dan tidak ada jasa penitipan bayi. Beh… sopo yo sing nyusoni anak jaran sembrani ini?.
l. Bambang Sucitra, yang telah bertahta di sana dan bergelar Prabu Drupadra. Mendengar itu Durna (Bambang Kumbayana) amat bersukacita, ia terus masuk di balairung, dan ketika dikenalnya saudara angkat itu, ia berseru: Sucitra, Sucitrahe dulurku I love yu!, jarene
m. Gandamana, ipar Prabu Drupadra (Bambang Sucitra), sangat murka mendengar seruan Durna (Bambang Kumbayana) itu. Perbuatan itu dipandang menghina dan melanggar HAW (Hak Asazi Wayang), dan Durna (Bambang Kumbayana) dianiaya hingga cacat badannya. Prabu Drupadra (Bambang Sucitra) mengetahui kejadian sangat menyesal.
n. Bambang Durna (Bambang Kumbayana) lalu dirawat (waduh ndak diterangkan juga di RS mana) dan tinggal di Sokalima, bernama Dahyang atau Pendhita Durna (Bambang Kumbayana)).
o. Kemudian Durna (Bambang Kumbayana) menghambakan diri pada raja Hastinapura, yaitu Sri Duryudana dan diangkat jadi pendeta dan guru sekalian Kurawa dan Pandawa.
p. Pendhita Durna (Bambang Kumbayana)) merupakan pandhita di Sokalima, guru dari putra-putra raja Astina, baik Kurawa maupun Pandhawa. Kesaktiannya tidak kalah (mesthine yo menang musuh Mike Tyson) dengan Resi Bisma sehingga wajar kalau Pandhita Durna (Bambang Kumbayana) dipilih sebagai guru olah kanuragan di Astina.
q. Seorang Pendhita atau seorang pemuka agama/ guru agama/ guru secara umum merupakan seorang yang harusnya bisa menjadi panutan murid-muridnya. Seseorang guru yang bisa menuntun anak-anak didiknya bahkan secara nalar menjadi panutan masyarakat sekitarnya untuk bisa menjadi lebih baik.
r. Pandhita Durna (Bambang Kumbayana) dalam versi jawa di gambarkan sebagai seorang pendhita yang tidak baik, sedang di India tokoh Durna ini di hormati. meskipun begitu tidak begitu mengubah banyak cerita dalam alur mainstream-nya
s. Kisah lain menyebutkan bahwa: Resi Durna (Bambang Kumbayana) selain berhasil mendirikan padepokan Sokalima (mungkin setelah dirawat karena di aniaya tadi) berhasil merebut hampir setengah wilayah negara Pancala dari kekuasaan Prabu Drupadra (Bambang Sucitra). Lho lak tenan, bar di obati ben waras, bareng waras malah ngrebut kekuasaane saudara angkatnya, mbuh opo karepe sing gawe crito.
t. Keserakahan Durna (Bambang Kumbayana) terhadap dunia begitu menggila sehingga dia sudah tidak bisa melihat siapa yang benar dan salah. Keberpihakan Durna (Bambang Kumbayana) terhadap Kurawa dalam perang dahsyat Baratayudha merupakan salah satu kesalahannya. Dalam crita versi Jawa, sebenarnya Durna (Bambang Kumbayana) itu tahu kalau sebenarnya yang pantas di bela adalah Pandhawa tetapi dia lebih memilih Kurawa yang telah memberikan dia kehormatan dan jabatan sehingga dia bisa hidup makmur. Jadi antara lahir dan batinya tidak terjadi keselarasan,tidak sejalan. Dan akhirnya dia lebih memilih dunia yang telah memeberikannya kebahagiaan yang fana
u. Karena kesaktian dan kemahirannya dalam olah keprajuritan, Resi Durna (Bambang Kumbayana) dipercaya menjadi guru anak-anak Pandawa dan Kurawa. Sebenarnya ia seorang pendeta bijak sana, bijak sini, bijak sono, dan bijak sonoan dikit, namanya juga guru Pandawa dan Kurawa.
v. Resi Durna (Bambang Kumbayana) mempunyai pusaka sakti berwujud keris bernama Cundamanik dan panah Sangkali yang kemudian diberikan kepada Arjuna.
w. Suatu ketika mengutus Bima (Werkudara) untuk mencari air Perwita Sari yang kata guru Durna (Bambang Kumbayana) merupakan air sumber kehidupan, yang sebenarnya itu tidak ada, bahkan dengan mengutus Bima (Werkudara) tersebut Durna (Bambang Kumbayana) bermaksud mencelakakan Bima. Bima sebagai murid ya manut wae karena memang tugas murid itu mematuhi perintah maupun apa yang diajarkan oleh gurunya. Apakah itu yang dinamakan guru yang baik, guru yang mencelakakan muridnya sendiri?
x. Bima (Wrekudara) seorang anak muridnya yang sejati. Adapun pada mulanya memang Wrekudara diperdayanya, diperintahkan terjun ke dalam laut supaya mati, soale werkudara ndak bisa renang gaya kupu-kupu maupun gaya dada, bisanya cumak gaya batu. Tapi segala petunjuk Durna (Bambang Kumbayana) yang demikian itu malahan menjadikan kesempumaan ilmunya atas petunjuk Dewa Ruci, dewanya Wrekudara yang sebenarnya.
y. Dalam peran Bharatayuda, Resi Durna (Bambang Kumbayana) diangkat menjadi Senapati Agung Kurawa, setelah gugurnya Resi Bisma. Resi Durna (Bambang Kumbayana) sangat mahir dalam siasat perang dan selalu tepat menentukan gelar perang
z. Resi Durna (Bambang Kumbayana) gugur di medan pertempuran oleh tebasan pedang Raden Drestajumena, putra Prabu Drupadra (Bambang Sucitra), atau Maha Senapati Drestajumena dari pihak Pandhawa yang memenggal putus kepalanya. Konon kematian Resi Durna (Bambang Kumbayana) akibat dendam Prabu Ekalaya raja negara Parangggelung yang arwahnya menyatu dalam tubuh Raden Drestajumena
. Kisah lain menyebutkan: Dalam perang Baratayudha, Durna (Bambang Kumbayana)) tewas oleh Raden Drestajumena kena tusukan keris yang telah kemasukan jiwa Prabu Palgunadi, yang membalas dendam pada Durna (Bambang Kumbayana).
. Aku yo rodok bingung, matinya sebenarnya ditebas pedang yang kerasukan prabu Ekalaya atau ditusuk keris yang dimuati jiwa prabu Palgunadi, yang jelas bukan karena kepleset kulit pisang.
aa. Ciri Durna (Bambang Kumbayana) bermata kriyipan (mungkin silau, karena jama itu belum ada kacamata), hidung mungkal gerang, seperti batu asahan yang telah aus. Mulut gusen (bergusi). Dagu mengerut, akan tanda bahwa dagu seorang tua, berjanggut. Bertarbus. Rambut bersanggul. Mukanya bopeng-bopeng. Berkain bentuk rapekan pendeta, kancin baju bagian atasnya dibuka mungkin sumuk. Tangan hanya dapat digerakkan yang belakang. Tangan yang lain memegang tasbih. Bercelana cindai dan bersepatu. Tokoh wayang yang berperan sebagai antagonis dalam cerita Mahabarata. Perannya begitu sentral dan penting menjadikan tokoh ini terkenal di dalam dunia perwayangan.
bb. Ketika kita berbicara tentang wayang terlebih kisah Mahabarata, tentu saja tidak akan lepas dari adanya beberapa versi yang tercipta. Versi asli mahabarata itu sendiri dari India. Sedang yang lainnya itu versi-versi yang sudah di bumbui dengan kearifan-kearifan lokal, bawang goreng dan merica bubuk, sehingga tercipta tokoh dan cerita yang baru yang sebelumnya tidak ada dalamversi aslinya.

0 komentar:

Posting Komentar